Rabu, 22 Mei 2013

Sapi, Ancaman dan Bahaya Laten Bagi Kaum Jomblo!

    Melihat geliat dan manuver pesawat pemburu teroris buatan Amerika (bukan tetangganya amerini,amerita,atopun ame yang lain) yg sering digembor-gemborkan di berita kayak mengemborkan lahan sawah, membuat aku berpikir sebenarnya ada hal yg lebih menakjubkan sekaligus mengerikan dibandingkan kalo pesawat2 itu nyerang negara kita (aku yakin Obama juga setuju). Apa itu? Itu bukanlah ini...eh...maksudnya berita yg sering menghiasi media massa sebulan terakhir ini. Yakni, berita yg berhubungan dgn sapi,wanita,dan pria. Mengapa? Eh karena antaraketiga variabel ini mempunyai korelasi yg sangat erat, ibarat lubang hidung dgn ingusnya yg sering naik-turun kayak harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia.

      Wajar saja ini membuat aku gusar, karena pria, daging sapi dan wanita telah merontokkan sendi perekonomian rakyat kecil terutama merontokkan segala macam bulu dan harapan kaum jomblo. Sepertinya; dari kedua aktor utamanya yakni, Ahmad Fatonah-Lufthi Hasan Ishak terlibat ikatan tali yg sama. Yakni; sapi dan wanita.

         Sebagai pemuda yg gak ada kegiatan, jadi aku memberanikan diri seusai membabat habis bulu ketekku sambil ngangkak hepi untuk menulis email ke Menteri di negara ini. Pertama aku kebingungan email ini mau ditujukan kepada siapa. Menteri persapian ato menteri urusan ibu-ibu. Tapi aku baru sadar bahwasanya menteri persapian serta menteri urusan ibu-ibu gak ada (lebih tepatnya gak akan pernah ada).

Barulah aku tau, kalo ini harus ditujukan ke menteri pertanian (Suswono) dan menteri pemberdayaan perempuan (Ny. Gumelar) Kira-kira begini isi emailnya:

Medan, 21 Mei 2013 Pukul-pukulan di Makassar jam 9 malam lewat tikungan sedikit.........

             Kepada Menteri Pertanian dan Menteri Pemberdayaan perempuan dimana saja Anda berada. Mau di atas tempat bobok, gorong-gorong, di ruang rapat, ato lagi terkunci di dalam kamar mandi bandara sambil BBM-an sama security bandara.

Maaf, saya merasa risih dengan keadaan persekongkolan dan perselingkuhan antara sapi & manusia. Jadi, saya ingin menyampaikan curhatan saya selama ini kepada Bapak/Ibu Mens (panggilan akrab buat menteri). Selama saya amati, Bapak dan Ibu Mens harus segera bertindak cepat secepat Modem 3 agar rakyat kita terhindar dari demoralisasi dan Always O..ON.

     Sepertinya ada rahasia dibalik sapi & wanita ato wanita & sapi (bukan sapii). Seolah-olah, untuk mendapatkan banyak wanita di sisi pria, sepertinya seorang pria harus mengembala sapi dulu. Hal ini justru kontradikitif dgn lagu "Si Pengembala Sapi" milik Tasya syalala yg imut-imut kayak jeruk perut itu.

Rakyat (khususnya pria yg lagi jomblo) harus segera diberitahukan bahwa "untuk mendapatkan banyak wanita cantik tidak harus bisa mengembalakan sapi" Apalagi kalo sapinya itu bernama sapii.

       Saya berharap kepada Bapak/Ibu Mens bisa segera menyelesaikan problematika yg berlarut-larut seperti ini, jikalau tidak, maka saya akan bertindak secepatnya sebelum bulan liburan tiba yaitu dengan menikahi sapi.

            Terimakasih atas perhatian Bapak/Ibu Mens meski malas menanggapi email saya ini. Tapi ketahuilah satu hal, "Demi Tuhan, waktumu sudah habis, Subur......" Oh....maaf, saya jadi gak konsen gara-gara terlalu sering nonton perseteruan Eyang Subur-Arya Wiguna-Adi Bing Slamet di Insert Investigasi dan Halo Syahrini..eh...Halo Selebriti.

      Sekali lagi, saya serukan bahwa perseteruan antara Eyang Subur-Arya Wiguna-Adi serta Ahmad Fatonah=Lufhti Hasan serta wanita-wanita cantik akan segera habis. Barangkali mereka akan membentuk Grup vokal yg akan menyaingi boy/girlband Korea. Mungkin namanya SUBILUBIS (Super Bintang Luar Biasa). 


Wassalam dan cium serta peluk hangat buat Jumintem, Atik, Pariem, dan Sumiatik; pembokat di mana aja berada.

 

Senin, 06 Mei 2013

Rest in Peace Rainbow

 

 Sebuah kalimat "istirahat dengan tenang" sering kita maknakan dengan kematian. Memang benar demikian. Judul diatas bukanlah sengaja aku ambil dari judul lagu PMR yang ada Jhony Iskandar-nya itu. Tapi ini sebuah realita yang terasa pahit bagiku dan sekeluarga kemarin siang. Mendadak (tapi bukan mendadak dangdut apalagi mendadak hip hop) aku mendapat kabar bahwa salah satu (benar 9) kucing kesayangan kami, Rainbow mati dengan cukup sadis. Ia terkena hantaman sepeda motor yang terjatuh saat ia menyeberang jalan (seandainya ada jembatan layang ataupun skycross maka ia bisa selamat).

Naas, malang ada di Jawa Timur, Untung ada di BRI...eh...malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kabar itu menyontakkan kami sekeluarga. Rasanya waktu bisa diputar lagi kayak kepala yang diputar gara-gara melihat Andika Kangen Band kawin lagi, aku kepingin berubah jadi Super Man ataupun Ksatria Baja Hitam berkostum Pink biar imut. Jadi aku bisa menyelamatkan Rainbow.

Bagi kebanyakan orang yang tak punya piaraan (khususnya hewan kecuali bini piaraan atau tuyul piaraan), kehilangan seekor kucing kampung walaupun cuma ekornya aja bisa membuat duka yang mendalam di hati. 

Tapi, bagiku bukan ukuran fisik ataupun materi yang membuat rasa cinta dan kehilangan serta rindu itu, namun esensi dari sebuah ikatan. Ya ikatan, bukan ikatan tali di leher. Sebuah ikatan akan pasti kita jalani dengan siapapun dan kapanpun serta bagaimanapun. Rasa dan waktu yang kita habiskan bersama seseorang ataupun seekor itu, tentu akan membawa dampak yang mengejahwantah dalam kepribadian kita selama ini.

Aku mulai belajar kehilangan justru dari hewan piaraan apalagi Rainbow ini baru seminggu melahirkan 4 ekor anak. Aku bisa membayangkan bagaimana seorang bayi ditinggalkan oleh ibunya untuk selama-lamanya. Sungguh memilukan, bukan hanya air mata aja yang bisa keluar melihat fenomena ini, namun ingus pun tak mau ketinggalan ikut-ikutan keluar (kalo udah begini, segeralah ambil tisu merek Paseo).

Sudah 4 kali aku kehilangan kucing karena kematian. Semuanya memilukan. Akan terkenang masa-masa suka-duka bersama. Ini baru hewan, apalagi seorang manusia. Jadi, marilah belajar menjaga ikatan yang sudah ada, jika perlu kencangkan ikatan tersebut. Janganlah menyia-yiakan waktu bersama, kita tak tahu 5 menit ke depan apa yang terjadi. Setahuku 5 menit kedepan "Ines Cinthya menunggu pacarnya di depan rumah".



Jumat, 09 September 2011

Bersyukurlah dengan hobimu!!!!!!!!!

WOAHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!! Udah dua minggu blog ini gak kubuka. Rencananya mau buat tulisan baru pas puasa kemarin, lantaran gmail sama blog ini gak bisa dibuka, akhirnya gk jadi buat. Untung aku punya akal, jadi aku pigi ke warnet sambil bawa obeng sama tang buat bukain blog...yeee akhirnya terbuka juga...tapi operator warnetnya menduga-duga kalo aku sedeng. Untung operatornya kawan sendiri, coba kalo kawannya Osama Bin Laden, bisa dibom.

Ada yang mau kusampaikan soal puasa sama lebaran kemarin, berhubung udah banyak lupa gara2 banyak makan kue, ya susah buat ingat. Sekali lagi sebagai orang Indonesia, aku mau ucapkan untung yang segedek-gedeknya, karena sehabis minum Panadol pakek Royco ingatanku ces-pleng lagi.

Jadi gini ceritanya:
Dua hari jelang lebaran, aku, Jon, Agus sama Deny (bukan manusia ikan) pigi mancing di kolam jam 3 sore. Selama kurang ato lebih 3 jam mancing kami sama sekali gak dapat ikan sekecil apa pun. Aku yang gak suka mancing nyeletuk sama mereka, kalo ikan-ikannya mau siap-siap mudik makanya ikan-ikan gak muncul-muncul.
Mereka tertawa! Ikannya gak ikutan.

Di dekat kami ada dua orang bapak yang hobi mancing. Mereka mancing mulai dari jam 12 siang. Sampai sore tak seekor pun ikan mereka dapatkan. Eh gak lama kemudian hujan turun. Si bapak ngomong kalo udah ujan ikannya malas muncul.
 Trus aku bilang kayak gini, "Ikannya keluar ujan-ujan nanti bisa masuk angin". Mereka semua ketawa.

 Ujan reda, satu persatu kuperhatikan wajah-wajah sial temanku. Aku berpikir apa yang mereka cari dari mancing meski gak dapat ikan. Lalu aku lebih jauh menelisik wajah-wajah para pemancing amatiran ini. Aku dapat sebuah "insight" bahwa memancing ato menjalani hobi yang terasa nyaman buat kita merupakan sesuatu anugrah terindah untuk melepaskan kepenatan, menambah kawan, meningkatkan silaturahmi (termasuk sama keluarga si ikan; bagi yg hobinya mancing, tapi kalo mancing keributan justru bikin putus silahturahmi), dan hal-hal yang membuat kita tenang, senang, dan nyaman.

Aku merasa hobiku harus kujalani dengan semangat, apalagi di saat waktu dan tenaga tengah kumiliki. Aku bersyukur bisa menjalankan hobiku tanpa ada yang menganggu. Salah satunya ya nulis blog ini. Yang penting hepi, meski hobinya berbeda.

Minggu, 03 Juli 2011

nostalgia kanak-kanak


Kalo diingat2 masa kecil dulu rasanya lucu dan bahagia. Mamakku pada suatu sore yang berangin (entah dari mana anginnya berhembus) mengulang-ulang cerita masa kecil kami dulu. Ada satu yang lucu saat adik yang paling bungsuku, Fajri, saat dia berusia 6 tahun mengalami kerobekkan di 'kantong anunya' yang nyaris buat isi 'anu' sekali lagi 'anunya' (ditulis 2 kali biar tau kalo itu penting buat perkembang biakan orang) sekaligus masa depannya terancam.


Pada suatu sore dia lagi asik manjat kursi wasit di lapangan badminton didekat rumah. Waktu seorang pemuda, tetanggaku dulu tapi sekarang dia sporing entah kemana, mau ngasih pisang goreng sama adikku itu. Adikku ini seketika aja meluncur ke tiang penyangga kursi wasit kayak anggota Fireman bertugas. Saat terjadi gaya gesek-menggesek antara 2 benda berlainan jenis, massa, dan zat penyusunnya, Yang kumaksud adalah 'anunya' versus tiang penyangga kursi wasit, yang dimenangkan secara telak oleh tiang tsbt. ANU-nya kalah dan mengeluari darah dari kantungnya. Dia pun dibawa ke klinik dekat rumah.

Untunglah kantong anunya itu bisa dijahit tanpa mengubah pola awalnya. Waktu dengari celotehan mamakku itu, dia menangis tersedu-sedu. Setelah kami tanya kenapa dia nangis, dia bilang, "Ternyata aku masih lelaki tulen, kalo ilang satu isi di kantong anuku itu, maka aku akan bernasib sama dengan singa yang kelaminnya kena sensor sama gergaji. Ihhhh....ngeriiii~!!!!
(Kata anunya itu gak boleh disebarluaskan!)


Saat giliranku lebih parah lagi. Waktu itu aku masih duduk dan jongkok di kelas 3 SD. Kejadiannya ada di rumah nenekku. Lagi asik main-main di kamar nenekku itu, aku lihat sebotol cairan berwarna jingga yang kukira soda kue. Aku dan Oom kecilku waktu itu mau minum cairan itu. Tapi dia menolak. Akhirnya aku yang minum menggunakan piring kecil buat alas segelas kopi milik kakekku. Naas, cairan yang masuk ke kerongkongganku tersebut sangat panas, kayak dikasih api.

Setelah itu kami keluar dan kakekku masuk. Namun, dia berteriak.

"Eh, kalian masukkan apa ke kopiku?"
"Itu tadi kami minum sirup yang dibotol dekat laci pakek piring kecil itu," kataku sambil nahan panas cairan itu.

Lalu kakekku mencari botol itu. Alangkah terkejutnya beliau ketika tau apa isi cairan itu. Rupanya cairan itu adalah obat kulit Kalpanax kepunyaan nenekku. Semua jadi panik. Aku pun diberikan air minum dan air jeruk nipis. Untung aku gak keracunan. Orang-orang menganggap aku bodoh. Aku pun berdalih,"Aku cuma mau ngetes ilmu kebal aja. Mana tau bisa masuk acara Aneh Tapi Nyata." Padahal itu semua gara-gara nenekku meletakkan barang berbahaya di tempat yang gampang terjangkau anak-anak dan kecerobohanku sendiri yang gak baca tulisannya. Aku lebih tertarik lihat warna cairannya.....

Dua pelajaran moral:Jangan tarok barang2 berbahaya di tempat yg gampang dijangkau anak2. Coba bayangkan kalo kondom diletakkan di tempat yg gampang diraih anak2, bisa-bisa kondomnya dijadikan balon. Kedua; penampilan tak selalu berbanding lurus dgn dalamnya. Contoh yg paling sering dpt diliat dari perempuan. Bentuk kemasan dadanya tampak besar, tapi isinya tak seberapa. Hal ini juga banyak tampak dari makanan berbungkus. Lebih bagus beli makanan yg tak berbungkus.

Tapi ya sudah itu semua udah berlalu kayak kentut. Tapi tetap bikin kita senyum-senyum sendiri kegelian karena ngingat momen-momen indah nan lucu tersebut. Rasanya ingin balik ke masa itu. Gimana dgn kalian?




Jumat, 20 Mei 2011

yang penting hepi

Pertama-tama aku mau perkenalkan diri. Namaku Ditraya, nama yang kusingkat sendiri tanpa persetujuan ortu dan tanpa izin dari Depkes. Tinggalnya di sebuah rumah di kota Medan (sebenarnya dimana aja bisa, asal bukan di mall atopun apartemen (pasti diusir securitynya).
Tampan, tinggi, tajir, dan cerdas, begitulah kira-kira harapanku, namun naas, semuanya tak sesuai  dengan yang kalian saksikan bila kelak kita ketemuan (itupun kalo aku jd terkenal gara2 blogku ini ato ikut-ikutan jaringan MLM). Hingga setua ini, seongok lemak ini masih mencari jatidiri mulai dari gorong-gorong hingga ke Terusan Suez dan belum jua berhasil nemukan tempat persembunyian potensi diri.
Makanya aku mau eksis di dunia katanya milik si maya ini. Ini kisah percintaanku semasa SMU dulu, tepatnya SMUN 14.

CINTA PERTAMA! selayaknya cerita ini gak perlu kutuliskan, entar ketahuan ama cewek yg nolakku, bisa aja doi kasih komen kayak gini, "makanya operasi dulu mukanya, bang. Pakek alumunium." Tapi dengan keberanian yg kupinjam dari Ksatria Baja Hitam dan Rangers Merah secara kredit dgn bunga 5% per bulan, aku memberanikan nulis blog ini.

Setting waktunya waktu itu di kelas 3, aku masuk di kelas IPA. Tapi itu cuma bertahan selama seminggu gara-gara aku gak sanggup mempelajari bilologi, fisika, dan teman-temannya itu (otakku cenderung kotor kalo belajar tentang reproduksi, aku jd sering mimpi basah alias ngompol gara2 ngoperasi kodok di lab, trus kodoknya mati dan ngomong,"awas, kutunggu kau di depan gerbang sekolah.").Jadi aku ngungsi ke IPS tanpa membawa koper dan cuma menggunakan sehelai pakaian di badan. Di sinilah aku merasakan cinta pertamaku itu dengan seorang adik kelas namanya Diah, nama pendeknya, kalo dipanjangi jadi Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh! Panjangkan?

Gara-gara sering melihat senyumannya tiap hari (kecuali Minggu dan hari libur termasuk yg aku liburkan sendiri) aku jadi jatuh cinta. Awalnya aku ragu dgn rasa ini. Kukira rasa ini cuma rasa Ge-Er lantaran doi sering senyum-senyum samaku. Kejadiannya aku kenalan sama Diah ini via jendela kelas yang kaca nakonya sudah hilang 2 keping karena dijual sama temanku "X" buat traktir selingkuhannya di kantin sekolah. Gak mantap kali kenalan dari jendela.

Kira-kira begini dialognya:

"Siapa namanya, Dek?" tanyaku sambil menjulurkan tangan.
"Diah, Bang," jawabnya malu-malui.

Kami pun mulai bincang-bincang sebentar lalu ia beranjak pergi.

Aku senangnya minta ampun. Sampai-sampai aku gesek-gesekan jidatku ke meja setelah dia berlalu. Karena ini mungkin mimpi, pikirku. Lagi asik-asiknya menjalankan aksi gilaku itu, heh doi tiba-tiba balik lagi dan memperhatikan aku sambil ngomong, " Lho, abang ngapain kayak gitu?"
"Oh, nggak ngapain kok. Cuman mau mastikan aja," jawabku mencari ide.
"Mastikan apa. Bang?" dia heran sekaligus kagum, barangkali.
"Oh, mastikan mejanya kuat ato nggak. Soalnya kemarin digesek-gesek pakek gergaji mejanya patah."
Dia heran ???###@@@@@$$$$$
"Diah, kok balik?" tanyaku.
"Cuman mastikan juga, Bang," jawabnya datar.
"Mastikan apa?"
"Mastikan kalo aku gak salah kenal orang. Lantaran kemarin aku kenalan sama tukang kredit panci, muka sama penampilannya sama kayak abang.
"Hah", pikirku wajahku ini udah ganteng kayak Tom Cruise. Malahan doi nyama-nyamaiku dgn tukang kredit panci. Aku jd teringat panci yg pantatnya gosok, ya samalah kayak pantat panci itu mukaku ini.

Detik demi detik bergulir menjadi berminggu-minggu lamanya, akhirnya pada suatu Minggu pagi saat aku mau joging ke Stadion Teladan yg gak mirip dgn stadion Old Trafford-nya MU, bersama temanku, Bob, kami ketemuan tanpa ada unsur kesengajaan dengan teman sekelas doi. Dia kasih tahu kalo kemarin doi ultah. Aku dapat ide buat kasih kado besoknya.

Esoknya.

Aku menyuruh temannya itu buat ngasih kado dari aku, soalnya aku grogi. Di rumah rasanya aku mendapatkan firasat bakalan ditolak setelah saat pulang sekolah aku nginjak tai kucing. Ternyata benar. Besoknya aku mendapat sepucuk surat penolakan. Setiba di rumah aku buka Mtv, aku disambut sama lagu PADI. 'Kasih TAK Sampai'. Semakin sedih dan tragis hidupku.
Seandainya kupunya suara bagus dan bisa jd penyanyi, aku berniat duet dgn PADI. Dan kami akan buat kelanjutan lagu itu menjadi,"Kasih Tak Sampai Di Januari Di Kota Dili" Nyatanya lagu yg ada judul "Januari" dan "Di kota Dili" itu lagunya Glen Fredly dan Rita Effendi.

Gara-gara ditolak aku jadi sering menghindar kalo ketemuaan sama dia. Dia heran, temannya heran, guru-guru juga heran, semuanya pun jadi heran. Heran, kan?

Sejak aku ditolak, aku tak pernah lagi jatuh cinta. Aku takut orientasi seksku menyimpang ke sesama jenis. Setelah kukonfirmasikan ke pihak yg berwenang, nyatanya iya. Nggak deng.....Saat ini sudah 10 tahun kami tak jumpa. Aku cari infonya di FB, aku dapat FB-nya. Tapi, tiba2 FB-nya tak mengudara lagi. Jadi kehilangan kontak. Aku cari ide biar nggak kehilangan kontak. Akhirnya aku colokkan dua jariku ke lobang colokkan lampu, KONTAK, DEH!

Ya sudahlah, mungkin dia bukan jodohku dan aku bukanlah jodohnya (memangnya doi mau samaku) aku mendoakan agar kami mendapat yang terbaik serta orang terindah di dalam hidup kami, lagian yang penting aku berusaha jadi lelaki sejati layaknya Olga Syahputra dan selalu HEPIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! layaknya Hepi birthday.
Pssttt...dengar2. Diah, sekarang di Jakarta. Mungkin mau nyaloni diri jd artis soalnya wajah manisnya mirip Dewi Gita bini Arman Maulana.



YANG PENTING HEPI.......................