Minggu, 03 Juli 2011

nostalgia kanak-kanak


Kalo diingat2 masa kecil dulu rasanya lucu dan bahagia. Mamakku pada suatu sore yang berangin (entah dari mana anginnya berhembus) mengulang-ulang cerita masa kecil kami dulu. Ada satu yang lucu saat adik yang paling bungsuku, Fajri, saat dia berusia 6 tahun mengalami kerobekkan di 'kantong anunya' yang nyaris buat isi 'anu' sekali lagi 'anunya' (ditulis 2 kali biar tau kalo itu penting buat perkembang biakan orang) sekaligus masa depannya terancam.


Pada suatu sore dia lagi asik manjat kursi wasit di lapangan badminton didekat rumah. Waktu seorang pemuda, tetanggaku dulu tapi sekarang dia sporing entah kemana, mau ngasih pisang goreng sama adikku itu. Adikku ini seketika aja meluncur ke tiang penyangga kursi wasit kayak anggota Fireman bertugas. Saat terjadi gaya gesek-menggesek antara 2 benda berlainan jenis, massa, dan zat penyusunnya, Yang kumaksud adalah 'anunya' versus tiang penyangga kursi wasit, yang dimenangkan secara telak oleh tiang tsbt. ANU-nya kalah dan mengeluari darah dari kantungnya. Dia pun dibawa ke klinik dekat rumah.

Untunglah kantong anunya itu bisa dijahit tanpa mengubah pola awalnya. Waktu dengari celotehan mamakku itu, dia menangis tersedu-sedu. Setelah kami tanya kenapa dia nangis, dia bilang, "Ternyata aku masih lelaki tulen, kalo ilang satu isi di kantong anuku itu, maka aku akan bernasib sama dengan singa yang kelaminnya kena sensor sama gergaji. Ihhhh....ngeriiii~!!!!
(Kata anunya itu gak boleh disebarluaskan!)


Saat giliranku lebih parah lagi. Waktu itu aku masih duduk dan jongkok di kelas 3 SD. Kejadiannya ada di rumah nenekku. Lagi asik main-main di kamar nenekku itu, aku lihat sebotol cairan berwarna jingga yang kukira soda kue. Aku dan Oom kecilku waktu itu mau minum cairan itu. Tapi dia menolak. Akhirnya aku yang minum menggunakan piring kecil buat alas segelas kopi milik kakekku. Naas, cairan yang masuk ke kerongkongganku tersebut sangat panas, kayak dikasih api.

Setelah itu kami keluar dan kakekku masuk. Namun, dia berteriak.

"Eh, kalian masukkan apa ke kopiku?"
"Itu tadi kami minum sirup yang dibotol dekat laci pakek piring kecil itu," kataku sambil nahan panas cairan itu.

Lalu kakekku mencari botol itu. Alangkah terkejutnya beliau ketika tau apa isi cairan itu. Rupanya cairan itu adalah obat kulit Kalpanax kepunyaan nenekku. Semua jadi panik. Aku pun diberikan air minum dan air jeruk nipis. Untung aku gak keracunan. Orang-orang menganggap aku bodoh. Aku pun berdalih,"Aku cuma mau ngetes ilmu kebal aja. Mana tau bisa masuk acara Aneh Tapi Nyata." Padahal itu semua gara-gara nenekku meletakkan barang berbahaya di tempat yang gampang terjangkau anak-anak dan kecerobohanku sendiri yang gak baca tulisannya. Aku lebih tertarik lihat warna cairannya.....

Dua pelajaran moral:Jangan tarok barang2 berbahaya di tempat yg gampang dijangkau anak2. Coba bayangkan kalo kondom diletakkan di tempat yg gampang diraih anak2, bisa-bisa kondomnya dijadikan balon. Kedua; penampilan tak selalu berbanding lurus dgn dalamnya. Contoh yg paling sering dpt diliat dari perempuan. Bentuk kemasan dadanya tampak besar, tapi isinya tak seberapa. Hal ini juga banyak tampak dari makanan berbungkus. Lebih bagus beli makanan yg tak berbungkus.

Tapi ya sudah itu semua udah berlalu kayak kentut. Tapi tetap bikin kita senyum-senyum sendiri kegelian karena ngingat momen-momen indah nan lucu tersebut. Rasanya ingin balik ke masa itu. Gimana dgn kalian?